Sukses

Kongres PWI XXV Diharapkan Jauh dari Politik Transaksional

Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ilham Bintang berharap bahwa Kongres XXV PWI jauh dari praktik politik transaksional dan menghasilkan pengurus organisasi periode baru yang berintegritas.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Dewan Kehormatan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat Ilham Bintang berharap bahwa Kongres XXV PWI jauh dari praktik politik transaksional dan menghasilkan pengurus organisasi periode baru yang berintegritas.

Ilham Bintang mengatakan bahwa Kongres XXV PWI yang digelar di Kota Bandung akhir bulan ini terbilang tepat dilaksanakan pada tahun politik. Alasannya, saat ini semakin keras mempertunjukkan politik transaksional oleh partai-partai politik yang semestinya menjadi penjaga muruah demokrasi Indonesia.

"Kita harus berkaca pada hal-hal semacam ini, sehingga PWI harus melihat kehidupan politik transaksional sangat mengerikan," ujar Ilham dilansir Antara, Senin, 25 September 2023.

Ilham menyatakan jangan sampai karena kompetisi untuk memperebutkan posisi sebagai pengurus periode baru, maka PWI ikut-ikutan melakukan politik transaksional.

"Baik kode etik PWI maupun semangat corsa, mengecam praktik-praktik semacam itu dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara sehari-hari," kata Ilham.

Ilham menilai jika kongres dijalankan secara baik menurut aturan organisasi dan tata tertib, maka sudah menjadi permulaan kemenangan untuk mencapai cita-cita menjadi organisasi wartawan yang berintegritas dan menghasilkan produk jurnalisme berkualitas.

"Kalau itu terwujud, maka keberadaan PWI akan menerangi bangsa ini," kata Ilham.

Ilham menambahkan bahwa PWI diikat oleh banyak peraturan di antaranya peraturan dasar, peraturan administrasi, kode etik profesi, dan kode etik perilaku wartawan. Kalau itu semua dijalankan sebagaimana mestinya, kata Ilham, maka Kongres PWI akan melahirkan pers yang ideal.

"Kalau hal itu dituruti, maka akan melahirkan katakanlah pers yang tahan banting, tahan menghadapi gempa disrupsi. Tetapi kalau PWI tidak membaca baik-baik praktik politik transaksional dan hal itu dianggap sebagai lumrah atau rutin saja, maka kita akan bisa ikut terjerumus ke dalam lingkaran hal itu," tegas dia.

Pers, menurut Ilham, harus menjadi suluh penerang atau lilin untuk menerangi sebagian dari kehidupan yang agak gelap. Dia berharap dari Kongres XXV PWI kali ini akan melahirkan pemimpin yang berkualitas, berintegritas, dan memahami filosofi wartawan.

Menurut Ilham, kemampuan untuk mengenal filosofi profesi wartawan menjadi hal yang amat penting untuk dimiliki oleh para pengurus PWI. Ilham lantas mengutip sebuah perspektif dari agama yang menyebutkan bahwa sebaik-baiknya seseorang adalah dia yang bermanfaat bagi orang lain.

"Saya dulu dididik oleh almarhum Rosihan Anwar tahun 1977. Saat itu sebelum diterima sebagai muridnya, saya harus menulis esai tentang alasan menjadi wartawan. Jadi, pertanyaan mengenai untuk apa jadi wartawan sangat penting dijawab. Sebaik-baiknya wartawan adalah dia yang bermanfaat bagi bangsa ini," kata Ilham.

2 dari 2 halaman

Jokowi Dijadwalkan Buka Kongres XXV PWI Pusat

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan membuka Kongres XXV Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat yang akan melibatkan ribuan peserta dari 38 provinsi se-Indonesia di Kota Bandung pada 24-26 September 2023.

Ketua Panitia Kongres XXV PWI Marten Selamet Susanto menyampaikan, ada perubahan tempat pembukaan dari semula kongres akan dibuka di Kota Bandung, kini rencananya dialihkan di Istana Negara, Jakarta pada 25 September 2023.

"Presiden Jokowi karena sibuk, pembukannya itu besok dilakukan di Istana Negara. Jadi rombongan dari Bandung ke Jakarta," ucap Selamet saat dihubungi di Bandung, Minggu (24/9/2023).

Meski demikian, dia mengatakan peserta lainnya juga dapat melihat pembukaan Kongres PWI tersebut secara daring yang terpusat di eL Royale Hotel Bandung.

"Ada 180 orang yang hadir di Istana Negara yakni perwakilan provinsi dan pengurus PWI Pusat, tetapi yang di Bandung bisa melihat," katanya dilansir dari Antara.

Dia menjelaskan, setiap cabang PWI provinsi berhak mengirimkan tiga perwakilan sebagai peserta kongres, dan maksimal lima peninjau, serta pengurus lainnya sebagai penggembira.

"Karena di luar peserta kongres, ada peninjau di masing-masing provinsi lima selain peserta yakni peninjau dan juga penggembira lah istilahnya," ujar Selamet.

Selamet menyebut dalam kongres pada edisi kali ini, dipastikan sekitar 700 hingga 1.000 orang dari 38 provinsi hadir dalam Kongres XXV yang akan digelar hingga 26 September 2023 mendatang.

Dia menyampaikan dalam kongres yang digelar lima tahun sekali itu, selain merumuskan penyempuraan AD/ART di dalam organisasi, akan ada pemilihan ketua dan pengurus terpilih.

"Tujuan dari kongres pemilihan pengurus PWI pusat masa periode lima tahun 2023-2028 pengurus itu lengkap dari mulai ketua umum, dewan penasehat, dewan kehormatan," kata Selamet.

Hingga saat ini dia mengatakan sudah ada beberapa nama calon yang sudah mendeklarasikan diri sebagai calon Ketua Umum PWI Pusat. Namun, nama-nama tersebut baru akan ditentukan saat kongres berlangsung.

"Pimpinan sidang nanti menanyakan calon mendapat dukungan dari siapa saja, nanti ada ketentuan berapa persen dukungan dari provinsi, kalau memenuhi syarat bisa ditetapkan sebagai calon, kalau enggak ya gagal, gitu. Semua ditentukan di kongres nanti," kata Selamet.